Dekan FEBI Dapat Kejutan di Acara Penglepasan Wisuda

Imam Yahya, Dekan FEBI dan istri di acara Penglepasan Wisuda FEBI
Kemeriahan kejutan untuk Dekan FEBI di acara Penglepasan Wisuda angkatan 11, di Ballroom lantai 5 Haris Hotel Semarang, Senin, (26/8/2019)
Kemeriahan kejutan untuk Dekan FEBI di acara Penglepasan Wisuda angkatan 11, di Ballroom lantai 5 Haris Hotel Semarang, Senin, (26/8/2019).

lpminvest.com – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang, Imam Yahya mendapat kejutan dari para calon wisudawan FEBI.  Senin, (26/8/2019).

Saat sedang serius menyampaikan sambutan di depan 274 calon wisudawan, lampu Ballroom lantai 5 Haris Hotel yang merupakan tempat acara Penglepasan Wisudawan FEBI tiba-tiba redup. Meski lampu dalam keadaan temaram, Imam Yahya yang saat itu belum selesai menyampaikan sambutan masih melanjutkan sambutannya.

Hingga saat pria asal Brebes itu menutup sambutannya, sebuah lantunan puisi secara khusus dibacakan untuknya. Masih dalam kondisi ruangan yang gelap, usai puisi dibacakan, segenap calon wisudawan dan panitia pun menyanyikan lagu Man Ana. Flash handphone yang serentak dinyalakan pun menambah syahdu momen itu.

Istri Imam Yahya yang juga hadir pada Penglepasan Wisuda FEBI angkatan 11 turut naik ke podium menemani suaminya sambil membawa buket bunga.

Imam Yahya, Dekan FEBI dan istri di acara Penglepasan Wisuda FEBI
Imam Yahya, Dekan FEBI dan istri di acara Penglepasan Wisuda FEBI

Saat lagu telah selesai, tepuk tanganpun bergemuruh sebagai bentuk apresiasi kepada Dekan FEBI atas dedikasinya selama menjabat di FEBI.

Surprise bagi saya. Suprise-nya bagus juga. Gak nyangka saya, saya kira mati beneran. Istri saya juga gak tahu. Ya surprise lah. Soalnya gini, ada kreatifitas, saya sangat menghargai semua kreativitas itu. Saya apresiatif,” ucap Imam Yahya saat diwawancarai kru lpminvest.com.

Sebagai dekan yang juga turut mengajar mahasiswanya, sedikit banyak ia mengenal dan mengamati karakter mahasiswa FEBI. Di matanya, mahasiswa FEBI merupakan mahasiswa yang kritis, demokratis dan memiliki kreativitas.

“Anak FEBI kalau umpama harus masuk ke kanan, saya akan menginginkan ke kiri, mereka bisa menyikapi bagaimana caranya agar bisa ke kiri tapi dengan kreativitas mereka sendiri. Itu yang saya suka dari temen-temen FEBI. Jadi tidak manut begitu saja dan juga tidak melawan tapi mengikuti kreativitas mereka masing-masing. Mungkin jalannya berbeda dengan saya, tapi menurut saya itu proses yang harus dilalui oleh mahasiswa. Dan itu terbentuk saya kira dengan berbagai media yang ada di FEBI,” terangnya.

Baca juga http://lpminvest.com/2019/08/274-calon-wisudawan-febi-lepas-status-mahasiswanya/

Dekan FEBI yang sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah itu pun berpesan kepada mahasiswa, khususnya aktivis mahasiswa untuk mengampanyekan semangat berorganisasi. Menurutnya, dunia perkuliahan tidak hanya tentang mempelajari bidang keilmuan di dalam ruang kelas saja, tetapi juga perlu mengisinya dengan aktivitas lain yang meningkatkan soft skill, salah satunya skill kepemimpinan.

“Pemimpin itu harus ditempa. Tempaannya adalah organisasi, baik intra maupun ekstra itu. Untuk itu saya selalu berpesan kepada mahasiswa, kamu itu jangan jadi kuliah pulang, pulang kuliah, tapi kuliah terus kegiatan, kuliah terus rapat dan sebagainya kalau kamu ingin menjadi pemimpin di masa depan. Karena kepemimpinan itu adalah skill yang harus di bentuk sejak awal,” ujarnya.

Di akhir wawancara, menurut Dekan FEBI yang menjabat selama hampir enam tahun, tiga kata yang cocok disematkan kepada fakultas yang dipimpinnya itu adalah spesial, kreatif dan profesional. [i]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *