Ekspedisi ke PATABA

Aktivis DEMA FEBI foto bersama Soesilo Toer di kediamannya, Jetis, Blora. Minggu, (1/7/18).
Aktivis DEMA FEBI foto bersama Soesilo Toer di kediamannya, Jetis, Blora. Minggu, (1/7/18).
Aktivis DEMA FEBI foto bersama Soesilo Toer di kediamannya, Jetis, Blora. Minggu, (1/7/18).

lpminvest.com– Beberapa pekan lalu, rencana silaturahmi sekaligus mencari pengetahuan bermunculan di benak aktivis Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (DEMA FEBI). Diiringi matahari yang cerah, Wawan, Ketua DEMA bersama sepuluh anggotanya mewujudkan rencana tersebut. Kesebelas mahasiwa tersebut mengendarai sepeda motor selama kurang lebih empat jam dari Semarang menuju ke Blora. Minggu, (1/7/18).

Perjalanan yang cukup lama dan melelahkan terbayar suasana asri dan hijaunya alam di sepanjang jalan. Tampak sebuah rumah bercat putih dari kejauhan. Itulah tujuan ekspedisi mereka, rumah Soesilo Toer, tepatnya di Jl. Sumbawa 20, Jetis, Blora.

Soesilo Toer adalah seorang tokoh inspiratif kelahiran 17 Februari 1937. Ia salah satu pendiri Perpustakaan Pramoedya Ananta Toer Anak Semua Bangsa (PATABA). Soesilo mendirikan Perpustakaan PATABA bersama kedua saudaranya, yaitu Pramoedya Ananta Toer dan Koesalah Soebagyo Toer.

“Perpustakaan yang tidak terlalu besar ini ilegal, ya bisa dilihat memang sengaja bukunya ditata gak terlalu rapi. Sebenarnya ada rencana untuk melegalkan PATABA ini, namun ada sedikit kendala,” ujar pria berjenggot itu dengan nada canda.

Bersama sepuluh anggotanya, Wawan antusias menggali sejarah pendiri perpustakaan PATABA.

“Di samping bersilaturahmi, kami juga ingin tahu tentang sejarah hidup tokoh pendiri PATABA dan untuk melihat karya-karya yang dihasilkan di rumah masa kecilnya di Blora,” ucap Ketua DEMA bernama lengkap Ahmad Kurniawan tersebut.

Dalam suasana yang hangat, Soesilo menceritakan masa studinya yang banyak memakan asam garam. Bapak berusia 81 tahun ini menceritakan kisah pilunya bahwa Ia pernah dipenjara.

“Tanpa peradilan tiba-tiba saya dibawa ke kemigrasian, disambut oleh tentara-tentara dan tanpa keadilan yang saya terima saya dicap sebagai orang PKI, karena saya dianggap menganut aliran ke kiri-kirian,” ungkap adik Pramoedya Ananta Toer tersebut.

Bukan main, Soesilo Toer ialah peraih gelar magister dari Universitas Persahabatan Rakyat Patrice Lumumba, Rusia, dan gelar doktor di Plekhanov Russian University of Economics, Rusia. Dengan bekal pendidikan inilah Ia berusaha membesarkan PATABA, sebagai perwujudan cita-cita kedua saudaranya yang sudah meninggal. Uniknya, Ia tidak melepaskan hobinya untuk memulung barang bekas.

“Tidak hanya itu, beliau hingga sekarang juga masih menjadi pemulung pada malam hari. Di depan rumahnya ada banyak barang bekas yang menggunung. Tentu beliau tidak menutupi pekerjaan itu. Karena itu pekerjaan untuk waktu luangnya di malam hari yang ia tekuni selama bertahun-tahun,” tutur Febriana salah satu anggota rombongan ekspedisi.

Keramahan hati akan menuai keindahan di mata Tuhan dan hamba-Nya yang menjalin silaturahmi, begitu yang dirasakan rombongan ekspedisi DEMA FEBI ketika berkunjung ke rumahnya.

“Kami disambut hangat oleh Bapak Soesilo, beliau sangat ramah. Kami dipersilakan masuk lalu duduk. Dengan selera humornya yang kental, beliau bercanda gurau dengan kami,” tambah Febriana mahasiswi jurusan S1 Perbankan Syariah ketika diwawancarai kru lpminvest.com. (Ari, Gufron-[i])

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *