Kenalkan Industri Lokal, BEM UNNES Gelar Dialog Interaktif

tampak beberapa peserta yang sedang mengikuti jalannya diskusi. sumber : bemkmunnes@instagram
tampak beberapa peserta yang sedang mengikuti jalannya diskusi. sumber : bemkmunnes@instagram
tampak beberapa peserta yang sedang mengikuti jalannya diskusi. sumber : bemkmunnes@instagram

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarng (UNNES-red) gelar dialog interaktif bersama DPD RI di gedung Dekanat lantai III Fakultas Teknik UNNES. Jumat, (5/5/17).

Acara yang mengusung tema “Peluang dan Tantangan Ekonomi Kreatif” ini tidak hanya dihadiri civitas akademika UNNES, tetapi juga dihadiri oleh civitas akademika universitas lainnya yang ada di Semarang.

Ketua BEM Fakultas Teknik, Muhammad Adib mengatakan bahwa mahasiswa perlu mengenal industri-industri lokal.

“Industri-industri yang menjadi potensi lokal patut untuk dikenali,” tuturnya saat menyampaikan sambutan dalam acara dialog interaktif.

Pasalnya, anak-anak muda yang melek gadget dan IT justru lebih paham untuk bercerita dan mengkritisi kreatifitas daerah lain daripada potensi yang ada di lingkungan sekitarnya.

“Bahkan kita tidak tahu apa yang kita punya dan potensi di negara sendiri itu apa,” ungkapnya.

Hal ini yang menyebabkan perlunya membahas inisiatif generasi muda untuk mengembangkan potensi lokal yang ada.

“Ekonomi kreatif tidak hanya menghasilkan suatu barang, jasa juga bisa. Intinya sesuatu yang biasa-biasa saja bisa menjadi menarik dan membuat orang tertarik jika kita berikan sentuhan-sentuhan kreatifitas,” ujar DPD RI, Denty Eka Widi Pratiwi saat menyampaikan materi.

Menurut Denty, dalam kurun waktu 2012-2035 jumlah penduduk Indonesia diprediksi meningkat secara tajam. Hal ini yang menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia. Maka dari itu, diperlukan adanya pengembangan bisnis melalui ekonomi kreatif.

“Pengembangan ekonomi kreatif harus melalui beberapa komponen. Di antaranya adalah kelembagaan yang terdiri dari pemerintah, bisnis, faktor intelektual dan home industry. Demikian juga harus ada industri pemberdayaan, pemasaran, dan teknologi yang selanjutnya bisa menjadi pilar-pilar ekonomi kreatif,” paparnya dalam dialog interaktif tersebut.

(Anis-[i]).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *