NEWS  

JQH El-Fasya Gelar Seminar Sehari Yanbu’a

Seminar Sehari Metode Mengajar Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an Yanbu'a

lpminvest.com– Auditorium I Kampus I UIN Walisongo ramai dengan para peserta Seminar Sehari yang bertema “Metode Mengajar Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur’an  Yanbu’a.” Minggu, (15/3/2015).

Dalam acara tersebut, panitia sengaja mengundang K.H. Mc Ulil Albab Arwani sebagai pembicara utama. K.H. Mc Ulil Albab Arwani adalah pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an Kudus). Kiai asal Kudus ini menyampaikan materi metode baca tulis dan menghafal Al-Qur’an selama satu hari di Kampus UIN Walisongo Semarang.

Seminar Sehari ini merupakan serangkaian acara Semarak Miladiyah ke-21 Unit Kegiatan Mahasiswa Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz  (UKM JQH) Fakultas Syari’ah UIN Walisongo Semarang.

Tampak mahasiswa dari beberapa universitas di Semarang turut berpartisipasi dalam kegiatan islami ini, sehingga panitia merasa puas dengan kerja keras mereka.

”Acara ini diikuti oleh tujuh puluh delapan mahasiswa UIN Walisongo Semarang dan empat puluh orang delegasi dari beberapa universitas di Semarang dan peserta umum,” ujar Rifqi Hasan selaku ketua panitia.

Digelarnya acara ini merupakan wujud kepedulian mahasiswa UIN Walisongo untuk senantiasa melestarikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam.

“Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT. Agar Al-Qur’an tidak dilupakan oleh manusia, kami mengadakan acara ini. Dengan menggunakan metode Yanbu’a, akan membantu memudahkan kita dalam membaca Al Qur’an,” ungkap Syukron Makmun, Ketua UKM JQH El-Fasya.

Metode membaca Al-Qur’an yang mudah dipahami oleh anak didik merupakan harapan para guru dan ustadz  Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Beberapa peserta menanggapi acara yang diselenggarakan oleh JQH Fakultas Syariah dengan antusias.

”Saya mengikuti acara ini karena saya ingin mencari solusi tentang metode membaca Al Qur’an yang tepat untuk murid- murid saya di TPQ,” tutur Sri Sapartina, salah satu pengurus TPQ Nurussalam.

Tidak seperti metode Qira’ati, metode Yanbu’a dirasakan lebih mudah dan gampang diterapkan oleh para peserta seminar.

“Metode Yanbu’a lebih mudah daripada metode Qira’ti dalam pembelajaran anak didik kami, Guru Qira’ati harus melalui beberapa tes yang sulit untuk mengajar, tidak seperti Yanbu’a,” ungkap  Eri, Guru TK IT Baitul Iman Manyaran Semarang.

Sayangnya, acara yang menarik dan penuh manfaat ini hanya dilaksanakan selama sehari saja. Sehingga seluruh materi dan metode belajar Al-Qur’an yang ada di dalam buku Yanbu’a tidak bisa dijelaskan seluruhnya oleh Mc Ulil Albab Arwani. Beberapa peserta seminar berharap tahun depan dilaksanakan seminar serupa dengan waktu yang lebih lama.

“Saya sedikit kecewa dengan acara ini karena hanya dilaksanakan sehari saja, padahal saya masih belum paham semuanya dengan apa yang diajarkan pada kitab Yanbu’a yang ada di tangan saya ini,” ujar Ulya mahasiswa UNNES. (Laila_invest)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *